Menjenguk Orang Yang Pingsan - Kitab Al-Adab Al-Mufrad
Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Menjenguk Orang Yang Pingsan merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. dalam pembahasan Kajian kitab Adabul Mufrad karya Imam Bukhari Rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 6 Shafar 1440 H / 15 Oktober 2018 M.
Download juga kajian sebelumnya: Apakah Kata-Kata, “Aku Sedang Sakit” Merupakan Suatu Keluhan?
[sc:status-adabul-mufrad-ustadz-syafiq-riza-basalamah-2014]Kajian Ilmiah Tentang Menjenguk Orang Yang Pingsan – Kitab Al-Adab Al-Mufrad
Kita kembali mengkaji tentang akhlak, tentang adab dan etika. Pertemuan terakhir kita membahas tentang sabda Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam yang diakhirnya ketika Nabi menceritakan para Nabi, tentang orang-orang Shalih. Nabi mengatakan:
وَلَأَحَدُهُمْ كَانَ أَشَدَّ فَرَحًا بِالْبَلَاءِ مِنْ أَحَدِكُمْ بِالْعَطَاءِ
“Salah seorang dari mereka sungguh lebih senang mendapat cobaan daripada kalian mendapat suatu pemberian.”
Sekarang kita sedang berada dizaman yang penuh dengan bala’. Setelah Lombok, kita melihat apa yang menimpa saudara-saudara kita di Donggala dan Palu, di Sumatera pun kita melihat terjadi banjir bandang, di beberapa daerah pun seperti itu. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa salah seorang diantara mereka lebih bergembira dengan bala’ sebagaimana kegembiraan kalian dengan karunia.
Bisa kita lihat bagaimana gembiranya seseorang mendapatkan sebuah hadiah, mendapatkan sebuah karunia pemberian. Tapi dulu, orang-orang Shaleh ketika mendapatkan bala’, dia bahagia, gembira seperti gembiranya kalian mendapatkan anugerah. Karena mereka memandang dari sisi yang berbeda.
Kalau kita memandang musibah yang menimpa kita dari sisi sakit yang kita derita, derita yang kita rasakan, maka kita akan susah. Tapi kalau kita memandang dari sisi pahala yang Allah sediakan, cinta yang Allah berikan, derajat yang Allah akan karuniakan, tempat yang tinggi di surga Allah, orang bakal bahagia. Subhanallah.
Pernah seorang raja, ketika dia bersama pasukannya sedang menaklukkan sebuah negeri. Ada anak panah yang mengenai mata adiknya. Apa kata sang kakak menghibur adiknya? “Andaikata disingkap untukmu, apa yang Allah sediakan untuk dirimu dengan kesabaranmu ini, engkau akan berharap kehilangan mata yang satunya.”
Subhanallah, dunia ini fana. Kenyamanannya berbalut dengan kesedihan. Mungkin ana sekarang tersenyum, besok mungkin ana akan menangis. Mungkin para pemirsa Rodja TV dan pendengar Radio Rodja mungkin sebagian diantara kalian hari ini bersedih, tapi ketahuilah besok ada fajar yang terbit yang mengusir kegelapan malam.
Hadits no. 511
Berkaitan dengan membesuk orang yang pingsan, orang yang koma. Bagaimana kalau yang kita besuk ini pingsan. Dia tidak tahu dengan kehadiran kita, tapi kita lihat keindahan Islam. Bahwa seseorang ketika membesuk orang sakit itu bukan karena dia ingin setor muka, bukan. Karena dia ingin mencitrakan dirinya sebagai seorang yang Shalih. tapi dia melakukan hal itu karena dia tau yang sakit ini saudara dia. Punya hak yang harus ditunaikan. Yang kata Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ
Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim)
Jadi bukan karena ingin menunjukkan dirinya sebagai orang baik. Sehingga tatkala yang dibesuk adalah orang pingsan pun kita dianjurkan membusuk. Kehadiran kita kesana semoga membawa berkah untuk yang sakit dengan do’a-do’a yang kita ucapkan untuk dirinya.
Yang kedua, kehadiran kita di sana walaupun tidak dirasakan oleh yang sakit tapi dirasakan oleh keluarga yang menjaga. Sehingga kita pun bisa memotivasi mereka untuk bersabar, menguatkan hati mereka untuk menerima takdir Ilahi, memberikan pencerahan kepada mereka tentang apa yang harus dilakukan oleh mereka, sikap dalam menghadapi orang yang sakit. Di sini kita tahu dan berulang kali disampaikan bahwa Islam itu indah. Satu-satunya agama yang diterima oleh Allah.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran[3]: 19)
Islam datang menyempurnakan. Al-Qur’an turun untuk menutup segala kitab-kitab yang lalu dan memberikan sesuatu yang berbeda yang bisa diterapkan lintas masa, lintas generasi, dan sampai hari ini tak lapuk terkena hujan. Hanya kita umat Islam yang terkadang tersilaukan dengan peradaban-peradaban barat sehingga merasa malu dengan peradaban sendiri.
Imam Al-Bukhari mengatakan:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ، عَنِ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ ، سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ : مَرِضْتُ مَرَضًا ، فَأَتَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي وَأَبُو بَكْرٍ وَهُمَا مَاشِيَانِ ، فَوَجَدَانِي أُغْمِيَ عَلَيَّ ، فَتَوَضَّأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَبَّ وَضُوءَهُ عَلَيَّ ، فَأَفَقْتُ فَإِذَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ أَصْنَعُ فِي مَالِي ؟ كَيْفَ أَقْضِي فِي مَالِي ؟ فَلَمْ يُجِبْنِي بِشَيْءٍ حَتَّى نَزَلَتْ آيَةُ الْمِيرَاثِ
‘Abdullah bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ibnul Munkadir, ia mendengar Jabir bin ‘Abdillah berkata, “Aku pernah sakit, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang menjengukku bersama Abu Bakar. Keduanya berjalan kaki. Mereka mendapatiku dalam keadaan pingsan tidak sadarkan diri. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu berwudhu’ dan kemudian memercikkan wudhunya kepadaku. Lalu aku bangun, ternyata ia adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana aku berbuat dengan hartaku? Bagaimana aku memutuskan perkara hartaku?’ Beliau tidak menjawab hingga ayat mengenai waris turun.”
Betapa seringnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berjalan bersama Abu Bakar? Bahkan tatkala semua Sahabat sudah sampai di kota Madinah, mungkin sebagian masih tersisa di Kota Mekah atau bahkan ada yang masih tinggal di Habasyah. Allah Jalla Jalaluhu memilih untuk baginda Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seorang Sahabat yang menemani beliau dalam kesendirian beliau dalam hijrah beliau. Dan siapakah orang itu? Ketika Nabi berkata kepada Sahabatnya Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّـهَ مَعَنَا
“diwaktu dia berkata kepada Sahabatnya, “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita” (QS. At-Taubah[9]: 40)
Siapa orang yang dimaksud disana? Abu Bakar As-Shiddiq Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang membesuk Jabir bin ‘Abdillah dalam kondisi berjalan kaki bersama Abu Bakar.
Kalau kita bicara jalan kaki, ini mungkin yang perlu kita hidupkan sekarang. Semua orang naik kendaraan sehingga penyakit semakin berkembang. Dan kita pun memelihara penyakit tersebut. Karena jarak-jarak yang dekat kita kadang kala naik kendaraan. Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jalan kaki. Nabi dan Abu Bakar As-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu mendapati Jabir sedang pingsan. Jabir tidak tahu dengan kedatangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berwudhu di rumah Jabir. Setelah selesai berwudhu, air bekas wudhunya itu disiramkan kepada Jabir. Lalu Jabir siuman dan melihat ada Nabi di sebelahnya. Akhirnya Jabir berkata, “Ya Rasulullah, tolong apa yang harus aku lakukan di hartaku.”
Download mp3 kajian ilmiah tentang Menjenguk Orang Yang Pingsan – Kitab Al-Adab Al-Mufrad
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk membagikan rekaman kajian ini ke saudara-saudara kita atau teman-teman kita baik itu melalui Facebook, Twitter, Google+, atau media yang lainnya agar kebaikan ini tidak berhenti begitu saja. Jazakumullahu khairan
[stumble]
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46666-menjenguk-orang-yang-pingsan-kitab-al-adab-al-mufrad/